Sabtu, 10 Januari 2015

Semanis Puding

Siap, siap dan siap. Lagi lagi pudding ini siap untuk disantap. Pudding coklat dengan Vla Vanilla yang selalu aku buat untuknya. Pudding coklat dengan hiasan kismis didalamnya yang selalu ia santap setiap kali aku membawakan untuknya. Aku membawakan pudding itu dengan maksud untuk mendukungnya disetiap kali dia sedang melakukan sesuatu, untuk memberikan rasa manis disetiap kali dia melakukan aktifitasnya.
Dia yang namanya belakang ini sering aku sebut-sebut dengan bangga. Dia yang belakang ini selalu menjadi sumber semangatku dan dia yang beberapa hari kebelakang ini selalu membuat aku bahagia. Senyum manisnya selalu terbayang dibenak ku saat setiap aku berkata “Ini pudding untukmu”. Hampir setiap hari aku menemani harimu. Hampir seluruh aktifitas yang kamu lakukan aku temani. Sudah hafal betul aku dengan semua ekspresi khas kamu itu. Tanpa aku sadari, aku sudah banyak tahu tentangmu. Tentang pribadimu, tentang keluargamu dan tentang orang-orang didekatmu.
Raut wajah yang agak lonjong yang memancarkan pesona yang indah, hidungnya yang tak aku mengerti apa itu termaksud hidung yang mancung atau hidung yang pesek, mulutnya tipis yang memiliki senyuman indah dan menambah kesempurnaan wajahmu. Aku senang tuhan menulis scenario yang menjadikan aku dan kamu bersatu dalam suatu waktu yang indah namun aku tak tahu akhirnya menjadi seperti apa.
Pudding itu lagi yang menimbulkan senyum manismu, senyum yang setiap saat terbayang di fikiran serta hatiku. Senyum yang membuatku kadang melamun. Senyum yang menjadi salah satu sumber semangatku. Aku bahagia kamu bisa tertawa bersamaku. Aku bangga bisa dekat dengan orang sepertimu. Orang yang selalu membuat orang lain tertawa akan keanehan kelakuannya.
Bolehkah aku bertanya pada tuhan? Sudah seberapa dekat jarak diantara kita? Sudah seberapa sering kah kita bersama? Dan boleh kan aku meminta jawaban kepada tuhan, tentang seberapa besar rasa sayang dan cinta kamu terhadapku?. Wanita itu selalu membutuh kan yang pasti dan tulus. Tuhan! Aku wanita jadi aku berhak meminta sesuatu yang pasti dan tulus, darimu.
Pudding yang mungkin ke tigapuluh kali siap disantap denganmu. Aku sudah menunggu mu di tempat kita biasa bertemu, taman dekat sekolah. Hari ini aneh. Aku menunggumu sudah lebih dari dua jam. Firasat dan perasaan buruk mulai datang, aku takut kamu kenapa-kenapa. Tapi aneh! Firasat buruk ini beda. Seperti ada yang menganjal dan ini menyimpang dari kenapa-kenapa. Aku takut pudding ini tak disantap olehmu. Aku pulang, lelah menunggu lebih dari enam jam ditaman itu, sendirian. Dan membawa pudding itu kembali kedapurku.
Setelah kejadian itu sifat kamu berubah drastis, kamu jadi lebih sering menjauhi ku. Lebih sering menganggapku tak ada. Lebih sering menghindar dariku. Kamu memang tak berkata seperti itu. Tapi, firasatku yang berkata seperti itu. Tuhan! Alur cerita apa yang kau buat dengan mencantumkan aku dan dia?. Setiap dia lewat dihadapanku dengan sengajanya dia menyibukan diri entah itu ngombrol bersama temannya ataupun bermain handphone.
Handphoneku berdering, namamu muncul di layar handphoneku. Dan dengan semangatnya aku membuka pesan singkat darimu. “Maaf kalau aku berubah, teman-teman aku suruh aku menjauh darimu, karna sahabatku suka denganmu. Kita terlalu romantic, sahabatku marah kepadaku”. Mataku berair membaca pesan singkat darinya. Hay! Tolong bangunkan aku dari mimpi buruk ini. Mengapa pesan itu terlalu sakit untukku baca? Mengapa aku tak mengerti dengan semua yang ia katakan pada pesan singkat itu? Apa aku yang lama untuk memahami atau memang tulisan pada pesan singkat itu tidak untuk dipahami?
Tuhan! Betapa bodohnya aku yang masih menyimpan rasa sayangku terhadapnya, padahal dia sudah mulai menjauh dan melupakanku. Betapa menjijikannya diriku yang masih memikirkan pesan singkat pada mimpi buruk itu. Tak ada lagi pudding yang aku tenteng dengan Vla vanilla yang akan kau santap. Tak ada lagi kata-kata lelucon yang bisa ku dengar dari mulut manismu. Tak ada lagi tingkah laku aneh yang kamu lalukan sehingga meledaknya tawaku. Tetap saja pesan singkat darinya membuat aku seperti ini. Siapa sahabat yang ia maksud? Selama ini tak ada tanda-tanda tentang sahabatmu itu? Mengapa semua seperti terencana? Ah mungkin itu hanya alasan saja. Mungkin ia sudah tak nyaman dengan ku.

Aku tak bisa seperti ini terus. Terus merasa kesepian atas menjauhnya engkau. Terus menangis disetiap aku mengingat kenangan kita yang tanpa ada status hubungan apapun selain teman. Terus melemah disetiap melakukan Sesuatu karna menghilangnya Moodboster. Aku tegar. Aku kuat. Aku wonderwomen. Aku adalah pemain drama dengan Hook Fake Smile yang handal.


Dari sosok perempuan pembawa pudding manis untukmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar