Created By
Acandra Aryani
Sudah tidak aneh dengan ini semua, perasaan yang membuatku susah
tidur, kurang berkonsentrasi. Perasaan yang entah ini mengartikan dirinya
sebagai moodbooster atau bahkan moodbreaker. Perasaan yang seperti panah, tak
jelas arah. Perasaan yang selalu mendorongku untuk selalu menulis namanya dalam
sebuah buku diary-ku. Perasaan yang selalu mempekerjakan otakku agar
memikirkannya. Perasaan yang sudah lama aku rasakan, lama sekali.
Bertahun-tahun aku mengetahui namanya, sudah puluhan bulan aku mengenalnya
dan semakin lama semakin mendalam aku mengenal sosok dirinya. Ingatkah, sayang?
Saat kita pertama bertemu. Tak ada rasa cinta dihati kita masing-masing. Tak
ada rasa sayang yang tersimpan untuk kita. Tak ada rasa peduli diantara kita.
Bahkan tak ada rasa ketertarikan diantara kita. Tapi sayang? Tuhan membelokan
itu semua. Semakin mengenal, kita semakin cinta, semakin sayang, semakin
peduli, semakin saling tak mau merasa kehilangan.
Indah, cerita tuhan yang terjadi pada saat itu indah. Bayangkan
saja, anak SD yang baru memasuki wilayah SMP sudah mulai memberanikan diri
untuk jatuh cinta. Sudah mulai berani menjalani hubungan dengan janji “Tak akan
terpisah”. Anak kecil yang konyol, yang tak mengerti arti cinta sesungguhnya.
Yang tak tahu banyak bagaimana menjadi sosok kekasih yang di banggakan. Dan
bahkan tak banyak mengerti tentang bagaimana menjaga keharmonisan dalam
hubungan. Tuhan! Anak kecil itu identik dengan tidak keseriusan, dan mengapa
kau mempertemukan aku dengan dia pada keadaan aku yang masih lugu bahkan culun?
Bukankan semua orang ingin menjalankan hubungan yang serius? Aku juga ingin seperti
itu, tuhan. Aku mengikuti semua alur cerita tuhan pada saat itu, tanpa harus
memikirkan berat kecilnya resiko yang harus aku hadapi esok atau nantinya
tetang hubungan cinta monyet ini.
Indah sudah cerita kita, hampir satu tahun kita menjalankan
hubungan. Namun, kandas ditengah jalan. Cerita cinta anak kecil yang begitu
mengesankan kini terus teringat dalam benakku hingga ku dewasa. Cerita cinta
anak kecil yang masih ingusan yang berakhir dengan cukup serius membuat ku
berhati-hati dalam memilih cinta selanjutnya. Entahlah perasaan ini tetap ada
hingga aku menduduki bangku yang hampir tamat SMP.
Raut wajahmu yang sedikit berubah menjadi agak dewasa, hidungmu
yang tetap mancung dan senyum tipis dibibirmu yang membuat wajahmu tampak sempurna.
Kamu mulai memancarkan perasaan cinta diantara kita. Kamu mulai memberi perekat
pada hati kita untuk mendekat dan mengulang kejadian pada saat pertama kali
kita bertemu. Mengapa tuhan membelokan cerita cintaku lagi? Mengapa tuhan seperti
ingin aku tetap denganmu? Apakah tuhan mengerti bahwa aku masih sangat
mencintaimu, sehingga tuhan kasian melihatku yang selalu berdoa dan menangis
menyebut namamu?
Sayang? Kini kau datang dengan sosok dirimu yang lebih dewasa.
Kini kau datang dengan keberanianmu untuk menyatakan cinta didepan
teman-temanku. Dan kini kau datang membawa cinta yang lebih besar dari
sebelumnya. Aku menyukai ini tuhan, menyukai dimana aku kembali bersamanya.
Menyukai dimana aku kembali tertawa, menangis, mensendu bersamanya, hanya
bersamanya. Aku mencintainya tuhan. Benar-benar mencintainya.
Aku selalu terbayang mimic wajahmu saat kamu berkata “kamu udah
makan sayang, aku gak mau kamu sakit”. Tak dapat aku takar seberapa banyak
kebahagianku telah bersamamu kembali. Aku sangat menyayangimu. Semuanya berbeda
dalam waktu yang tak bisa diduga. Semuanya aneh, semuanya membuat sakit lebih
sakit dari biasanya. Boleh kah aku bertanya pada tuhan?. Mengapa kau
menciptakan sosok wanita lain dalam hubungan aku bersamanya ini? Mengapa cerita
cinta yang indah itu harus terpeleset menjadi cerita cinta yang tak ingin aku
alami?. Kita putus, untuk kedua kalinya kita putus.
Satu tahun lebih kita kembali menjalin hubungan dengan cinta
dengan tawa dan bahagia. Dan dalam waktu satu jam hubungan kita hancur berkeping-keping.
Sakit tuhan! Hubungan yang berawalan putih biru harus berpisah pada putih
abu-abu. Aku sangat mencintainya namun dia telah menghadirkan sosok wanita lain
dalam hubungan indah ini. Inilah yang aku takutkan selama ini. Bukankah janji
itu tak untuk diingkari? Dan bukankah kita boleh berdoa pada tuhan agar
menghukum orang yang telah melanggar janji?. Kalau begitu, Bolehkah aku marah
dan meminta hukuman kepada tuhan atas janji-janjimu yang telah kau ingkari?.
Dan bolehkan aku meminta kau agar berjanji agar tidak mengingkari semua
janji-janjimu?
Mungkin saat ini aku menjadi makhluk tuhan yang paling bodoh sok
dewasa dan sok mengerti akan cerita dalam buku rahasia milik tuhan ini. Aku
adalah wanita tertolol yang selalu tegar disetiap kali aku melihat dia
laki-laki yang sampai saat ini aku cinta bersama dengan wanita pilihannya. Aku
wanita kuat disetiap kali aku melihat post-ing pada account social miliknya
yang berkata romantic kepada wanita pengisi hatinya yang baru itu, dan semua
itu hanyalah topeng aku pakai erat-erat agar sosok diriku yang lemah terhindar
dari orang lain dan dari sosok laki-laki yang aku cintai.
Lima tahun aku mengenalmu, dua tahun aku hidup dengan cintamu.
Bertahun-tahun aku tersiksa akan cinta yang tumbuh dihatiku untukmu. Bertahun-tahun di hantui dengan semua
kenangan kita. Bertahun-tahun aku menjadi woderwomen saat aku harus melihat kau
bersama wanita lain. Bertahun-tahun aku harus menjaga senyum ini dari serangan
rasa patah hati yang telah menjajah hatiku. Dan bertahun-tahun aku tetap
mencintaimu.
Tuhan? Bolehkan aku menginginkannya kembali? Bolehkan aku terus
menerus mencintainya? Bolehkah aku berdoa agar dia tetap mencintaiku? Bolehkah
aku bermimpi tentang kenangan yg indah bersamanya? Bolehkah aku berharap agar
dia menjadi kekasihku bahkan jodohku?. Aku mengenalnya bukan semenit duamenit,
sejam duajam, sehari duahari, sebulan dua bulan. Tapi aku mengenalnya sudah
bertahun-tahun, aku sangat mengenalnya bahkan mencintainya. Jadi tuhan, tolong
kembalikan dia padaku, wanita yang mencintainya dengan tulus selama
bertahun-tahun.
Untukmu yang bertahun-tahun berkunang-kunang dihatiku.
Dari sosok wanita yang tak bisa berhenti mencintaimu, walau sudah
disakiti sekalipun dan tak pernah mengerti tentang rahasia tuhan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar