Selasa, 09 September 2014

Setelah satu tahun..


Aku lepas kaca sepion dihatiku, agar aku tidak pernah lagi memandang, melihat ataupun melirik kebelakang untuk melihat sesuatu yang surah telah terjadi. Setahun dua tahun aku belajar melupakan mu, semenjak kita memilih untuk mensudahkan kisah cinta ini karna perselingkuhan. Hidupku tak lagi mendengar tawa candamu, tak lagi melihat senyum manismu yang kau lontarkan kepadaku. Hening, Sunyi, Tak bersuara, Sepi hati ini terasa tak terisi oleh apapun juga.

Namun semakin hari semakin lama, aku mampu melupakanmu secara seutuhnya. Kenangan kita, Tawa kita, Aku lupakan dengan waktu yang tak singkat dengan bantuan dari para sahabat dan teman dekatku. Sudah ada beberapa pria lain yang sempat singgah dihatiku, dan memberikan kebahagian secara vertical maupun secara horizontal. Aku lebih bahagia dengan kehidupanku yang saat ini, dikelilingi oleh orang yang sayang kepadaku, sahabat. Saat aku dalam kenyamanan hidupku yang saat ini. Aku tak menyangka dengan semua ini dan aku tak mengerti dengan naskah drama yang diberikan tuhan kepada kehidupanku.

Kamu datang kembali di kehidupanku, datang dengan menanyakan kabarku dan keluargaku, dan dengan bernostalgia menceritakan kisah cinta kita dua tahun yang lalu.Namun? kamu datang disaat kamu masih memiliki hubungan dengan wanita lain. Tuhan? Rencana apa yang kau berikan kepadaku? Mengapa engkau seakan ingin aku mengulang seperti dulu bersamanya?.

Cinta dan sayang itupun mulai terpancar dihati kita masing-masing. Dan ini untuk kedua kalinya kamu mengatakan cinta kepadaku tanpa hubungan apapun dan bahkan kamu mengatakan sayang kepadaku saat kamu masih bersama wanita lain. Apa yang harus aku perbuat? Aku menolak rasa sayangmu? BODOH! Aku sayang padamu entah mengapa rasa sayang itu terjadi untukmu, namun aku harus menjaga perasaan wanita yang saat ini telah bersamamu. Beberapa hari kemudia aku mendengar kamu bahwa kamu sudah tak bersama wanita itu. Kaget? Jelas aku sangat kaget mendengar bahwa kamu telah mengakhiri kisah cinta kamu dengan wanita itu.

Sesaat kemudian, kamu mulai melakukan sesuatu yang spektakules. Kamu menyatakan cinta kepadaku dan kamu meminta untuk mengulang semua seperti dua tahun yang lalu, aku menjadi kekasihmu. Tanpa basa-basi aku menerimamu karna rasa sayang dan cinta itu telah menghantuiku secara keroyokan. Berjalannya hari, kisah cinta kita terjadi begitu indah, sangat amat terkenang dalam fikiranku. Kamu sayang aku, aku sayang kamu. Kamu cinta aku, aku cinta kamu.

Dari mulai kita jalan-jalan yang enggak jelas tujuannya, nonton televisi berdua, makan siang berdua yang sangat mengesankan, mengulang permainan masa kecil berdua, beli ini-itu hanya berdua, bernosralgia berdua, membersihkan telingamu yang dipenuhi kotoran yang enggak jelas wujudnya, aku manjain kamu dan kamu manjain aku, mengerjakan tugas berdua denganmu, saat kamu aku kerumahmu dan saat aku sakit kamu kerumahku untuk berkata “cepat sembuh sayang” dan mencium kening, dan masih banyak sesuatu yang telah kita lalui bersama dalam suka dan duka.

Disaat aku sedang berada dititik pusat ternyamanku bersamamu. Tiba-tiba aku membaca pesan dikontakmu dengan wanita lain, seperti orang menjalani suatu hubungan. BRAKK!! Ada apa ini? Apa aku hanya salah dalam membaca isi pesan itu? Kenapa kalimat yang tertera pada pesan itu begitu membuat aku sakit bahkan hancur berkeping-keping?. Siapa dia yang telah berkata semanis itu kepadamu? Dan siapa dia yang mampu membuat kamu mengeluarkan kata-kata manis untuknya?. Kamu mengkhianati cintaku? Kamu menodai kasih sayangku?. Kenapa kamu bermesrasaan dengan wanita yang aku kenal itu? Kenapa kamu tega melakukan ini semua kepadaku?. Tolong beri aku alasan yang jelas sejelas-jelasnya tentang hubungan kamu dan wanita itu?

Buat apa aku sayang dan cinta padamu kalau saja kamu seperti ini kepadaku?. Kejadian itu membuatku amat sangat membencimu dan amat sangat membenci wanita itu. Bagaimana tidak? Saat aku berada disuatu perasaan yang sangat amat sayang kepadamu dan saat aku berada di pucak ternyamanku denganmu, kamu tega mengkhianati cintaku dan kamu munculkan wanita itu dihubungan kita ini. Hanya ada kata “putus” yang terlintas dibenakku, aku menyesal telah memberikan ketulusan ini padamu.

Dua hari setelah aku mengucapkan kata “Hubungan ini berhenti sampai disini”, kamu datang kepadaku dengan membawa seribu penyesalan dan memintaku untuk kembali padamu.  Kamu lontarkan kalimat demi kalimat dan merangkai sejuta ucapan janji manis yang berniat kau berikan kepadaku. Bagaimana aku bisa percaya dengan semua omongan manismu? Atas dasar apa? Cinta? Ya aku memang amat sangat mencintaimu tapi aku terlanjur membencimu.

Kamu terus memohon agar aku kembali kepadamu, kamu mulai membuat drama dengan mengeluarkan air mata buayamu dan kamu mulai memainkan naskan yang sudah kamu buat dan diatur sedemikian rupa entah untuk menyakitiku atau membahagiakanku. Seratuh persen kamu berhasil dengan semua itu, aku luluh dengan semua perbuatanmu, aku luluh dengan semua janji manismu, aku luluh dengan semuanya. Aku berkata “Iya aku mau” pada permohonanmu dan berharap semuanya sama seperti omongan manismu itu.

Sehari dua hari tiga hari sampai tujuh hari, kamu melalukan semuanya sesuai apa yang kamu katakan kepadaku. Senang rasanya aku melihat perubahan sikapmu menjadi seperti masa PDKT kita sebelas bulan yang lalu. Namun setelah itu sifat kamu berubah kepadaku, kamu lebih menjadi pria yang sangat agresif, pria yang sifat sentimennya tinggi dan terlebih kamu lebih suka mengatur hidupku. Aku bingung kenapa semua itu terjadi setelah tujuh hari itu.

Aku jalani ini semua seperti biasa, tak membahas soal apapun itu walau hatiku terasa sangat amat gelisah dengan perubahan sifatnya. Aku mencari-cari asal-usul mengapa kamu berubah kepadaku? Apakah ada wanita lain lagi? Apakah karna cinta dan sayang kamu telah terbagi-bagi untuk kedua kalinya?. Saat aku membahas soal sifatmu, kamu selalu berkata “kamu selalu marah. Coba liat dirikamu sendiri”. Atas dasar apa kamu berkata itu padaku? Atas dasar kau tidak mau disalahkan? Egois! Kamu hanya mementingkan kepentingan pribadimu.

Saat ini kamu selalu datang padaku disaat kamu hanya membutuhkan sosokku, saat ini kamu selalu pergi dan melupakanku disaat kamu sedang bersama sahabat dan hobbymu itu. Disaat kamu butuh perhatian, saat itu hanya aku yang harus memperhatikanmu. Disaat kamu butuh teman sebagai pelampiasan amarah dan rasa cape kamu, saat itu hanya ada aku sebagai tiang untuk kamu meluapkan semuanya. Kamu kasar padaku, kamu cuek padaku, aku harus berinteraksi dengan semua perubahan sifatmu.

Namun, semakin lama aku semakin menyadari bahwa apa yang terucap dari bibir manismu itu tidak seperti kenyataan yang kamu berikan kepadaku. Aku semakin yakin dengan perasaanku ini, saat hari jadi kita yang ke satu tahun. Kamu hanya melontarkan kalimat manis yang berbunyi “Akan aku bawa kamu kemakam alm.ibundaku saat usia hubungan kita satu tahun untuk meminta restu”. Usia hubungan kita ke satu tahun tepat hari ini, namun apa yang terjadi? Kamu telah memberikan harapan kepadaku. Aku tidak mencium tanda-tanda kalau kamu ingin mengajal aku ketempat pemakaman alm.ibundamu, dan kamu tidak ada basa-basi tentang tujuan kita mengunjungi pemakaman tempat dimakamkannya alm.ibundamu. Aku mencoba menanyakan mengapa kamu tidak jadi membawaku ke makan alm.ibundamu. Dan dengan entengnya kamu menjawab “Apa kamu sudah pantas untuk kemakam alm.ibundaku?”

Sedih? Nyesek? Kecewa? Iya jelas tentu. Bagaimana tidak? Aku sudah berharap banyak padamu, dan ternyata semua hanya harapan palsu semata. TOLOL! Aku mudah percaya dengan semua itu. Semakin lama, semakin hari, aku semakin membencimu dan amat sangat membencimu. Rasanya aku ingin sekali membuangmu ke samudra hindia agar kamu dimakan oleh ratusan ikan firanha dan aku tidak melihat batang hidungmu lagi.

Sabar, sabar dan sabar yang selalu aku ucap dalam doaku selama ini, sabar dalam menghadapi scenario konyol ini. Sampai-sampai aku sudah tidak kuat dengan drama basi ini. Dan sampai aku memilih untuk meninggalkanmu selamanya. “Sudah ya kita tidak ada hubungan apa-apa lagi” kalimat itu terucap lagi dari mulutku sendiri. Kini, sudah tidak ada lagi kita yang terdiri dari aku dan kamu, sudah tak ada kenangan kita yang sempat terjadi selama satu tahun satu bulan ini.

Rasa sayangku kekamu tak bisa di timbang dengan alat timbangan apapun karna terlalu berat dan rasa cintaku begitu amat sangat besar terhadapmu, namun semua itu telah terselimuti oleh rasa benciku yang begitu besar tehadapmu. Menyesal telah mensudahkan ini semua? Tentu aku sudah tak memilikumu lagi tapi tidak begitu menyesal. Setidaknya aku tak akan pernah lagi mengemis untuk dihargai, aku tak lagi memohon untuk menjadi nomer satu dihidupkamu, aku tak lagi mendengar omelan kasar bahkan kata-kata yang tak pantas yang kau lontarkan kepadaku. Dan satu lagi, setidaknya aku mendapat pelajaran yang amat sangat berharga.

Apa aku akan membenci wanita yang akan menjadi penggantiku? Tidak! Tidak sama sekali. Alasan apa aku membenci wanita itu? Aku sudah tidak punya urusan apapun juga denganmu. Terimakasih karna dengan adanya kamu dihidupku, aku jadi mengerti mana yang janji manis dan mana yang janji tulus.

Big thanks you for all your sweet memories of painting in my heart and Big thanks you too for all the cuts you make in these memories. I REALLY HEAT YOU, MYDEAR!!!

Created  By Acandra Aryani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar