Aku
lepas kaca sepion dihatiku, agar aku tidak pernah lagi memandang, melihat
ataupun melirik kebelakang untuk melihat sesuatu yang surah telah terjadi.
Setahun dua tahun aku belajar melupakan mu, semenjak kita memilih untuk
mensudahkan kisah cinta ini karna perselingkuhan. Hidupku tak lagi mendengar
tawa candamu, tak lagi melihat senyum manismu yang kau lontarkan kepadaku.
Hening, Sunyi, Tak bersuara, Sepi hati ini terasa tak terisi oleh apapun juga.
Namun
semakin hari semakin lama, aku mampu melupakanmu secara seutuhnya. Kenangan
kita, Tawa kita, Aku lupakan dengan waktu yang tak singkat dengan bantuan dari
para sahabat dan teman dekatku. Sudah ada beberapa pria lain yang sempat
singgah dihatiku, dan memberikan kebahagian secara vertical maupun secara
horizontal. Aku lebih bahagia dengan kehidupanku yang saat ini, dikelilingi
oleh orang yang sayang kepadaku, sahabat. Saat aku dalam kenyamanan hidupku yang
saat ini. Aku tak menyangka dengan semua ini dan aku tak mengerti dengan naskah
drama yang diberikan tuhan kepada kehidupanku.
Kamu
datang kembali di kehidupanku, datang dengan menanyakan kabarku dan keluargaku,
dan dengan bernostalgia menceritakan kisah cinta kita dua tahun yang
lalu.Namun? kamu datang disaat kamu masih memiliki hubungan dengan wanita lain.
Tuhan? Rencana apa yang kau berikan kepadaku? Mengapa engkau seakan ingin aku
mengulang seperti dulu bersamanya?.
Cinta
dan sayang itupun mulai terpancar dihati kita masing-masing. Dan ini untuk
kedua kalinya kamu mengatakan cinta kepadaku tanpa hubungan apapun dan bahkan
kamu mengatakan sayang kepadaku saat kamu masih bersama wanita lain. Apa yang
harus aku perbuat? Aku menolak rasa sayangmu? BODOH! Aku sayang padamu entah
mengapa rasa sayang itu terjadi untukmu, namun aku harus menjaga perasaan
wanita yang saat ini telah bersamamu. Beberapa hari kemudia aku mendengar kamu
bahwa kamu sudah tak bersama wanita itu. Kaget? Jelas aku sangat kaget mendengar
bahwa kamu telah mengakhiri kisah cinta kamu dengan wanita itu.
Sesaat
kemudian, kamu mulai melakukan sesuatu yang spektakules. Kamu menyatakan cinta
kepadaku dan kamu meminta untuk mengulang semua seperti dua tahun yang lalu,
aku menjadi kekasihmu. Tanpa basa-basi aku menerimamu karna rasa sayang dan
cinta itu telah menghantuiku secara keroyokan. Berjalannya hari, kisah cinta
kita terjadi begitu indah, sangat amat terkenang dalam fikiranku. Kamu sayang
aku, aku sayang kamu. Kamu cinta aku, aku cinta kamu.
Dari
mulai kita jalan-jalan yang enggak jelas tujuannya, nonton televisi berdua,
makan siang berdua yang sangat mengesankan, mengulang permainan masa kecil
berdua, beli ini-itu hanya berdua, bernosralgia berdua, membersihkan telingamu
yang dipenuhi kotoran yang enggak jelas wujudnya, aku manjain kamu dan kamu
manjain aku, mengerjakan tugas berdua denganmu, saat kamu aku kerumahmu dan saat
aku sakit kamu kerumahku untuk berkata “cepat sembuh sayang” dan mencium
kening, dan masih banyak sesuatu yang telah kita lalui bersama dalam suka dan
duka.
Disaat
aku sedang berada dititik pusat ternyamanku bersamamu. Tiba-tiba aku membaca
pesan dikontakmu dengan wanita lain, seperti orang menjalani suatu hubungan. BRAKK!!
Ada apa ini? Apa aku hanya salah dalam membaca isi pesan itu? Kenapa kalimat
yang tertera pada pesan itu begitu membuat aku sakit bahkan hancur
berkeping-keping?. Siapa dia yang telah berkata semanis itu kepadamu? Dan siapa
dia yang mampu membuat kamu mengeluarkan kata-kata manis untuknya?. Kamu
mengkhianati cintaku? Kamu menodai kasih sayangku?. Kenapa kamu bermesrasaan
dengan wanita yang aku kenal itu? Kenapa kamu tega melakukan ini semua
kepadaku?. Tolong beri aku alasan yang jelas sejelas-jelasnya tentang hubungan
kamu dan wanita itu?
Buat
apa aku sayang dan cinta padamu kalau saja kamu seperti ini kepadaku?. Kejadian
itu membuatku amat sangat membencimu dan amat sangat membenci wanita itu.
Bagaimana tidak? Saat aku berada disuatu perasaan yang sangat amat sayang
kepadamu dan saat aku berada di pucak ternyamanku denganmu, kamu tega
mengkhianati cintaku dan kamu munculkan wanita itu dihubungan kita ini. Hanya
ada kata “putus” yang terlintas dibenakku, aku menyesal telah memberikan
ketulusan ini padamu.
Dua
hari setelah aku mengucapkan kata “Hubungan ini berhenti sampai disini”, kamu
datang kepadaku dengan membawa seribu penyesalan dan memintaku untuk kembali
padamu. Kamu lontarkan kalimat demi
kalimat dan merangkai sejuta ucapan janji manis yang berniat kau berikan
kepadaku. Bagaimana aku bisa percaya dengan semua omongan manismu? Atas dasar
apa? Cinta? Ya aku memang amat sangat mencintaimu tapi aku terlanjur
membencimu.
Kamu
terus memohon agar aku kembali kepadamu, kamu mulai membuat drama dengan
mengeluarkan air mata buayamu dan kamu mulai memainkan naskan yang sudah kamu
buat dan diatur sedemikian rupa entah untuk menyakitiku atau membahagiakanku.
Seratuh persen kamu berhasil dengan semua itu, aku luluh dengan semua
perbuatanmu, aku luluh dengan semua janji manismu, aku luluh dengan semuanya.
Aku berkata “Iya aku mau” pada permohonanmu dan berharap semuanya sama seperti
omongan manismu itu.
Sehari
dua hari tiga hari sampai tujuh hari, kamu melalukan semuanya sesuai apa yang
kamu katakan kepadaku. Senang rasanya aku melihat perubahan sikapmu menjadi
seperti masa PDKT kita sebelas bulan yang lalu. Namun setelah itu sifat kamu
berubah kepadaku, kamu lebih menjadi pria yang sangat agresif, pria yang sifat
sentimennya tinggi dan terlebih kamu lebih suka mengatur hidupku. Aku bingung
kenapa semua itu terjadi setelah tujuh hari itu.
Aku
jalani ini semua seperti biasa, tak membahas soal apapun itu walau hatiku
terasa sangat amat gelisah dengan perubahan sifatnya. Aku mencari-cari
asal-usul mengapa kamu berubah kepadaku? Apakah ada wanita lain lagi? Apakah
karna cinta dan sayang kamu telah terbagi-bagi untuk kedua kalinya?. Saat aku
membahas soal sifatmu, kamu selalu berkata “kamu selalu marah. Coba liat
dirikamu sendiri”. Atas dasar apa kamu berkata itu padaku? Atas dasar kau tidak
mau disalahkan? Egois! Kamu hanya mementingkan kepentingan pribadimu.
Saat
ini kamu selalu datang padaku disaat kamu hanya membutuhkan sosokku, saat ini
kamu selalu pergi dan melupakanku disaat kamu sedang bersama sahabat dan
hobbymu itu. Disaat kamu butuh perhatian, saat itu hanya aku yang harus
memperhatikanmu. Disaat kamu butuh teman sebagai pelampiasan amarah dan rasa
cape kamu, saat itu hanya ada aku sebagai tiang untuk kamu meluapkan semuanya.
Kamu kasar padaku, kamu cuek padaku, aku harus berinteraksi dengan semua
perubahan sifatmu.
Namun,
semakin lama aku semakin menyadari bahwa apa yang terucap dari bibir manismu
itu tidak seperti kenyataan yang kamu berikan kepadaku. Aku semakin yakin
dengan perasaanku ini, saat hari jadi kita yang ke satu tahun. Kamu hanya melontarkan
kalimat manis yang berbunyi “Akan aku bawa kamu kemakam alm.ibundaku saat usia
hubungan kita satu tahun untuk meminta restu”. Usia hubungan kita ke satu tahun
tepat hari ini, namun apa yang terjadi? Kamu telah memberikan harapan kepadaku.
Aku tidak mencium tanda-tanda kalau kamu ingin mengajal aku ketempat pemakaman
alm.ibundamu, dan kamu tidak ada basa-basi tentang tujuan kita mengunjungi
pemakaman tempat dimakamkannya alm.ibundamu. Aku mencoba menanyakan mengapa
kamu tidak jadi membawaku ke makan alm.ibundamu. Dan dengan entengnya kamu
menjawab “Apa kamu sudah pantas untuk kemakam alm.ibundaku?”
Sedih?
Nyesek? Kecewa? Iya jelas tentu. Bagaimana tidak? Aku sudah berharap banyak
padamu, dan ternyata semua hanya harapan palsu semata. TOLOL! Aku mudah percaya
dengan semua itu. Semakin lama, semakin hari, aku semakin membencimu dan amat
sangat membencimu. Rasanya aku ingin sekali membuangmu ke samudra hindia agar kamu
dimakan oleh ratusan ikan firanha dan aku tidak melihat batang hidungmu lagi.
Sabar,
sabar dan sabar yang selalu aku ucap dalam doaku selama ini, sabar dalam
menghadapi scenario konyol ini. Sampai-sampai aku sudah tidak kuat dengan drama
basi ini. Dan sampai aku memilih untuk meninggalkanmu selamanya. “Sudah ya kita
tidak ada hubungan apa-apa lagi” kalimat itu terucap lagi dari mulutku sendiri.
Kini, sudah tidak ada lagi kita yang terdiri dari aku dan kamu, sudah tak ada
kenangan kita yang sempat terjadi selama satu tahun satu bulan ini.
Rasa
sayangku kekamu tak bisa di timbang dengan alat timbangan apapun karna terlalu
berat dan rasa cintaku begitu amat sangat besar terhadapmu, namun semua itu
telah terselimuti oleh rasa benciku yang begitu besar tehadapmu. Menyesal telah
mensudahkan ini semua? Tentu aku sudah tak memilikumu lagi tapi tidak begitu
menyesal. Setidaknya aku tak akan pernah lagi mengemis untuk dihargai, aku tak
lagi memohon untuk menjadi nomer satu dihidupkamu, aku tak lagi mendengar
omelan kasar bahkan kata-kata yang tak pantas yang kau lontarkan kepadaku. Dan
satu lagi, setidaknya aku mendapat pelajaran yang amat sangat berharga.
Apa
aku akan membenci wanita yang akan menjadi penggantiku? Tidak! Tidak sama
sekali. Alasan apa aku membenci wanita itu? Aku sudah tidak punya urusan apapun
juga denganmu. Terimakasih karna dengan adanya kamu dihidupku, aku jadi
mengerti mana yang janji manis dan mana yang janji tulus.
Big
thanks you for all your sweet memories of painting in my heart and Big thanks
you too for all the cuts you make in these memories. I REALLY HEAT YOU,
MYDEAR!!!
Created By Acandra Aryani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar