Created By : Acandra Aryani
Kepastian?
HAHA OMONG KOSONG. Kini kita hidup dalam zaman ketidak pastian. Aku yang
berjam-jam duduk disofa sambil memainkan handphone tanpa meperhatikan aktivitas
sekitar. Entah apa yang aku perhatikan pada handphoneku ini, membosankan.
Berjelajah ke dunia maya lah aku lakukan agar bosan ini dapat memudar, hanya
dapat memperhatikan setiap kata yang para followersku tulis di akun twitter
mereka pada sebuah TimeLine. Tak ada satupun notif message yang masuk dan
berdering diponselku. Hampa rasanya sudah 17tahun namun belum memiliki pasangan
seperti remaja pada umumnya. Semua orang berkata bahwa masa SMA adalah masa
indahnya bercinta. Mana yang disebut dengan indahnya bercinta? Ditinggal tanpa
alasan, bertepuk sebelah tangan, putus sebelum terjadi sesuatu hubungan,
terjadinya tikung menikung, menerima harapan dan sakit karena harapan. Apa itu
yang disebut indahnya cinta? Menyakitkan.
Aku terus
memutar ulang waktu yang aku lalui bersamamu. Kamu yang belakangan ini seringku
sebut namanya. Kamu yang belakangan ini dengan hebatnya selalu ku banggakan.
Kamu yang belakangan ini selalu menimbulkan senyum bahkan memecahkan tawa
disetiap percakapan kita. Aku yang selalu tersipu malu disetiap teman-teman
berkata bahwa aku dan kamu sedang menjalin suatu hubungan special. Aku yang
selalu menunggu kabar darimu disetiap harinya. Kamu yang akhir-akhir ini sedikit
demi sedikit merubah sifat cair menjadi beku kepadaku. Kamu yang akhir-akhir
ini lebih jarang bertukar kabar denganku. Dan Kita yang seharusnya tak menjalin
hubungan seperti ini. Bahkan kata ‘Kita’ untuk kamu dan aku saja rasanya sulit
untuk diabadikan. Bagaimana tidak? Aku yang tak memiliki hubungan apa-apa
denganmu, dan kamu yang tidak pernah berkata bahwa kamu memintaku untuk menjadi
kekasihmu.
Hampir
setiap hari kamu selalu berkata manis kepadaku, selalu memberi perhatian yang
berlebihan bila disebut hanya sebuah pertemanan biasa. Kamu lebih sering
mengancamku bila aku tak ingin makan, kamu yang selalu memarahiku ketika aku
telah melakukan kesalahan. Memang tak ada status apa-apa yang mengikat
kedekatan kita, namun sifatmu yang begitu hangat lah yang membuatku merasa
bahwa sifat itu jelas menunjukan bahwa akulah satu-satunya wanita beruntung
yang dapat menarik perhatianmu, menarik kasih sayangmu. Kamu selalu bercerita
mengenai kegagalanmu dalam bercinta. Dan ingatkah sayang? Bahwa kamu pernah
berkata bahwa kamu tidak pernah meninggalkan wanita begitu saja. Semua ku
percaya begitu saja kata-kata manismu, ceritamu, janji-janjimu yang entah
bertuju kepada siapa, semuanya ku percaya.
25
april 2015, hari yang tak pernahku sangka akan terjadi, hari yang selalu
terbayang dibenakku setelah aku melewatinya, kamu mengajakku berkumpul dan membiarkan
aku tertawa bebas bersama teman-temanmu. Hal yang paling aku kenang adalah saat
kamu berkata bahwa “Baru kali ini ngajak
cewe kumpul sama anak-anak”. Namun, hal sekecil itu terjadi begitu saja.
Terjadi tanpa harus berkepanjangan. Langsung Tamat tanpa bersambung atau
berepisode. Setelah kejadian itu, semakin lama hubungan kita semakin hangat,
semakin erat. Dan membiarkan rasa sayang itu tumbuh dengan sendirinya pada
hatiku, ya hanya pada hatiku entah pada hatimu.
26
hari aku menunggu kamu mengucapkan kalimat yang aku harapan, 26 hari aku
berkhayal menjadi Nyonyamu, pendampingmu. Menunggu dan berkhayal, itu semua
selalu terfikir dalam fikiranku dengan sendirinya. Hal yang tak ku sangka akan
terjadi akhirnya terjadi dengan tiba-tiba, tanpa dugaan ataupun tanda-tanda.
Kamu berhasil menyelimuti semua itu dariku. Dengan bantuan alat komunikasi yang
semakin canggih, akhirnya aku mengetahui yang sebenarnya. Aku mengetahui apa
yang terjadi dalam 26hari ini, tentang perasaanmu. Bukan hanya karna kita baru
berkenalan yang menyebabkan kamu tidak mengucapkan apa yang ku mau. Kamu masih
menyimpan rasa sayang yang begitu besar kepada mantan kekasihmu lah faktor
utama yang menyebabkan hubungan kita tidak bisa lebih dari sebatas teman.
20
mei 2015, tukar kabar antara kamu dan aku hilang begitu saja. Setelah aku
mendapat pengakuan langsung darimu, tak kuasa aku membalas pesan darimu. Ku
biarkan pesanmu masuk kedalam notif handphoneku, aku kecewa denganmu. Jika
memang masih memiliki rasa sayang kepada mantan kekasih, mengapa hubungan
kalian harus berakhir? Mengapa aku menjadi sasaran empuk yang pada akhirnya harus
tersakiti karena adanya masa lalu dan masa depan kalian? Bagaimana bisa kamu
memperlakukan aku layaknya seorang putri yang sangat dicintai pangeran namun kenyatannya
tak ada rasa sedikitpun untukku?
Tidak,
kamu tidak salah. Aku yang bersalah, sangat bersalah. Salah mengartikan ini
semua. Salah menganggap bahwa kamu telah mempunyai rasa yang sama seperti yang
aku rasaankan padamu. Salah berharap lebih kepada sosok yang telah menjadi
penyemangat setiap paginya belakangan ini. Salah mengkhayalkan segala sesuatu
denganmu. Salah telah bertindak sejauh ini denganmu bahkan dalam keadaan status
kita yang hanya sebatas teman. Dan salah karena aku lebih bahagia menyebut
‘Kita’ denganmu.
Hanya
dengan waktu yang seujung jari kelingking aku merasakan sakit yang luar biasa
pada akhirnya. Sakit hati karena telah berharap banyak denganmu. Patah hati
karena telah berkhayal semuanya bersamamu. Bengkak hati ini karena akhirnya
mengetahui jika kamu masih mengharapkan kekasih lamamu kembali dalam pelukanmu
lagi. Ahhhhh! Sudahlah semua salahku dan aku harus mempertanggungkan ini semua
sendiri, tanpamu.
Aku
hanyalah gadis lugu yang tak sebanding dengan para wanita yang telah
menjalankan kisah cinta denganmu. Aku hanya gadis zaman purba yang tak pantas
bergandengan tangan denganmu. Hanya gadis cupu yang tak bisa membedakan mana
yang tulus dan mana yang hanya tipuan hati saja. Hanya gadis monitor yang belakangan
ini mengabadikanmu dalam tulisanku. Dan hanya gadis desa bermata empat yang
akan selalu mendoakan kebahagianmu dalam ketidakpastian jalan cerita cintamu
agar menjadi lebih pasti.
Bayangkan semua ini terjadi padamu.
Bayangkan semua yang aku rasakan berbalik kepadamu. Rasakan soal pahitnya
cinta, soal kerasnya cinta, soal tak adilnya cinta. Ketidakpastian yang awalnya
membuat aku merasakan terbang bersama tujuh bidadari, namun pada akhirnya
membuat aku merasakan jatuh kedalam jurang bersama ribuan monster menakutkan.
Hadirmu hanya sekilas dalam kisah cintaku, namun tak mudah terhapus oleh waktu.
Mencoba baik-baik saja dalam segala kegiatan yang aku lakukan setelah kejadian mengerikan
karna mu, menyiksa diri sendiri.
Masa SMA yang mempertemukan aku
denganmu, masa dimana seharusnya aku bahagia karena cinta. Masa dimana
keindahan cinta menghampiriku. Masa yang seharusnya aku lebih bisa merasakan
keharmonisan cinta setiap harinya. Masa dimana seharusnya aku mendapatkan kata-kata
“sayang” setiap paginya karena cinta. Namun, pada kenyataanya ini hanyalah masa
dimana aku harus menguatkan hati soal cinta. Soal kegagalan cinta, soal
kejamnya cinta, soal kerapuhan cinta. Soal manisnya cinta yang berujung dengan
kepahitan cinta, sangat pahit. Dan soal kamu yang ternyata tak mencintaiku,
bahkan tak menyayangiku.
Bukan tak percaya dengan perkataan banyak orang
tentang Indahnya cinta pada masa SMA. Tapi aku hanya belajar dari pengalaman
pahit yang aku rasakan. Terlebih belajar dari ketidak adilan cinta karenamu.
TAMAT
Bhahaha acan
BalasHapusBhahaha acan
BalasHapusApaan sih yaa wkwkwk
BalasHapus