Sabtu, 30 Mei 2015

Bayangkan Rasakan


Created By : Acandra Aryani

          Kepastian? HAHA OMONG KOSONG. Kini kita hidup dalam zaman ketidak pastian. Aku yang berjam-jam duduk disofa sambil memainkan handphone tanpa meperhatikan aktivitas sekitar. Entah apa yang aku perhatikan pada handphoneku ini, membosankan. Berjelajah ke dunia maya lah aku lakukan agar bosan ini dapat memudar, hanya dapat memperhatikan setiap kata yang para followersku tulis di akun twitter mereka pada sebuah TimeLine. Tak ada satupun notif message yang masuk dan berdering diponselku. Hampa rasanya sudah 17tahun namun belum memiliki pasangan seperti remaja pada umumnya. Semua orang berkata bahwa masa SMA adalah masa indahnya bercinta. Mana yang disebut dengan indahnya bercinta? Ditinggal tanpa alasan, bertepuk sebelah tangan, putus sebelum terjadi sesuatu hubungan, terjadinya tikung menikung, menerima harapan dan sakit karena harapan. Apa itu yang disebut indahnya cinta? Menyakitkan.

          Aku terus memutar ulang waktu yang aku lalui bersamamu. Kamu yang belakangan ini seringku sebut namanya. Kamu yang belakangan ini dengan hebatnya selalu ku banggakan. Kamu yang belakangan ini selalu menimbulkan senyum bahkan memecahkan tawa disetiap percakapan kita. Aku yang selalu tersipu malu disetiap teman-teman berkata bahwa aku dan kamu sedang menjalin suatu hubungan special. Aku yang selalu menunggu kabar darimu disetiap harinya. Kamu yang akhir-akhir ini sedikit demi sedikit merubah sifat cair menjadi beku kepadaku. Kamu yang akhir-akhir ini lebih jarang bertukar kabar denganku. Dan Kita yang seharusnya tak menjalin hubungan seperti ini. Bahkan kata ‘Kita’ untuk kamu dan aku saja rasanya sulit untuk diabadikan. Bagaimana tidak? Aku yang tak memiliki hubungan apa-apa denganmu, dan kamu yang tidak pernah berkata bahwa kamu memintaku untuk menjadi kekasihmu.

          Hampir setiap hari kamu selalu berkata manis kepadaku, selalu memberi perhatian yang berlebihan bila disebut hanya sebuah pertemanan biasa. Kamu lebih sering mengancamku bila aku tak ingin makan, kamu yang selalu memarahiku ketika aku telah melakukan kesalahan. Memang tak ada status apa-apa yang mengikat kedekatan kita, namun sifatmu yang begitu hangat lah yang membuatku merasa bahwa sifat itu jelas menunjukan bahwa akulah satu-satunya wanita beruntung yang dapat menarik perhatianmu, menarik kasih sayangmu. Kamu selalu bercerita mengenai kegagalanmu dalam bercinta. Dan ingatkah sayang? Bahwa kamu pernah berkata bahwa kamu tidak pernah meninggalkan wanita begitu saja. Semua ku percaya begitu saja kata-kata manismu, ceritamu, janji-janjimu yang entah bertuju kepada siapa, semuanya ku percaya.

          25 april 2015, hari yang tak pernahku sangka akan terjadi, hari yang selalu terbayang dibenakku setelah aku melewatinya, kamu mengajakku berkumpul dan membiarkan aku tertawa bebas bersama teman-temanmu. Hal yang paling aku kenang adalah saat kamu berkata bahwa “Baru kali ini ngajak cewe kumpul sama anak-anak”. Namun, hal sekecil itu terjadi begitu saja. Terjadi tanpa harus berkepanjangan. Langsung Tamat tanpa bersambung atau berepisode. Setelah kejadian itu, semakin lama hubungan kita semakin hangat, semakin erat. Dan membiarkan rasa sayang itu tumbuh dengan sendirinya pada hatiku, ya hanya pada hatiku entah pada hatimu.

          26 hari aku menunggu kamu mengucapkan kalimat yang aku harapan, 26 hari aku berkhayal menjadi Nyonyamu, pendampingmu. Menunggu dan berkhayal, itu semua selalu terfikir dalam fikiranku dengan sendirinya. Hal yang tak ku sangka akan terjadi akhirnya terjadi dengan tiba-tiba, tanpa dugaan ataupun tanda-tanda. Kamu berhasil menyelimuti semua itu dariku. Dengan bantuan alat komunikasi yang semakin canggih, akhirnya aku mengetahui yang sebenarnya. Aku mengetahui apa yang terjadi dalam 26hari ini, tentang perasaanmu. Bukan hanya karna kita baru berkenalan yang menyebabkan kamu tidak mengucapkan apa yang ku mau. Kamu masih menyimpan rasa sayang yang begitu besar kepada mantan kekasihmu lah faktor utama yang menyebabkan hubungan kita tidak bisa lebih dari sebatas teman.

          20 mei 2015, tukar kabar antara kamu dan aku hilang begitu saja. Setelah aku mendapat pengakuan langsung darimu, tak kuasa aku membalas pesan darimu. Ku biarkan pesanmu masuk kedalam notif handphoneku, aku kecewa denganmu. Jika memang masih memiliki rasa sayang kepada mantan kekasih, mengapa hubungan kalian harus berakhir? Mengapa aku menjadi sasaran empuk yang pada akhirnya harus tersakiti karena adanya masa lalu dan masa depan kalian? Bagaimana bisa kamu memperlakukan aku layaknya seorang putri yang sangat dicintai pangeran namun kenyatannya tak ada rasa sedikitpun untukku?

          Tidak, kamu tidak salah. Aku yang bersalah, sangat bersalah. Salah mengartikan ini semua. Salah menganggap bahwa kamu telah mempunyai rasa yang sama seperti yang aku rasaankan padamu. Salah berharap lebih kepada sosok yang telah menjadi penyemangat setiap paginya belakangan ini. Salah mengkhayalkan segala sesuatu denganmu. Salah telah bertindak sejauh ini denganmu bahkan dalam keadaan status kita yang hanya sebatas teman. Dan salah karena aku lebih bahagia menyebut ‘Kita’ denganmu.

          Hanya dengan waktu yang seujung jari kelingking aku merasakan sakit yang luar biasa pada akhirnya. Sakit hati karena telah berharap banyak denganmu. Patah hati karena telah berkhayal semuanya bersamamu. Bengkak hati ini karena akhirnya mengetahui jika kamu masih mengharapkan kekasih lamamu kembali dalam pelukanmu lagi. Ahhhhh! Sudahlah semua salahku dan aku harus mempertanggungkan ini semua sendiri, tanpamu.

          Aku hanyalah gadis lugu yang tak sebanding dengan para wanita yang telah menjalankan kisah cinta denganmu. Aku hanya gadis zaman purba yang tak pantas bergandengan tangan denganmu. Hanya gadis cupu yang tak bisa membedakan mana yang tulus dan mana yang hanya tipuan hati saja. Hanya gadis monitor yang belakangan ini mengabadikanmu dalam tulisanku. Dan hanya gadis desa bermata empat yang akan selalu mendoakan kebahagianmu dalam ketidakpastian jalan cerita cintamu agar menjadi lebih pasti.

Bayangkan semua ini terjadi padamu. Bayangkan semua yang aku rasakan berbalik kepadamu. Rasakan soal pahitnya cinta, soal kerasnya cinta, soal tak adilnya cinta. Ketidakpastian yang awalnya membuat aku merasakan terbang bersama tujuh bidadari, namun pada akhirnya membuat aku merasakan jatuh kedalam jurang bersama ribuan monster menakutkan. Hadirmu hanya sekilas dalam kisah cintaku, namun tak mudah terhapus oleh waktu. Mencoba baik-baik saja dalam segala kegiatan yang aku lakukan setelah kejadian mengerikan karna mu, menyiksa diri sendiri.

Masa SMA yang mempertemukan aku denganmu, masa dimana seharusnya aku bahagia karena cinta. Masa dimana keindahan cinta menghampiriku. Masa yang seharusnya aku lebih bisa merasakan keharmonisan cinta setiap harinya. Masa dimana seharusnya aku mendapatkan kata-kata “sayang” setiap paginya karena cinta. Namun, pada kenyataanya ini hanyalah masa dimana aku harus menguatkan hati soal cinta. Soal kegagalan cinta, soal kejamnya cinta, soal kerapuhan cinta. Soal manisnya cinta yang berujung dengan kepahitan cinta, sangat pahit. Dan soal kamu yang ternyata tak mencintaiku, bahkan tak menyayangiku.

Bukan tak percaya dengan perkataan banyak orang tentang Indahnya cinta pada masa SMA. Tapi aku hanya belajar dari pengalaman pahit yang aku rasakan. Terlebih belajar dari ketidak adilan cinta karenamu.


TAMAT

3 komentar: